Aby ku..,Lelaki TerIndah ku....
Aku mengenalnya 21 thn silam, 21
November 1990. dalam catatan harian diagendanya
tentang kelahiranku, aku sempat membuat ummi menahan sakit lebih lama,
enggan lahir karena menunggu ia datang dri tempat kerjanya di karang
bugis…waktu itu, sepertinya aku tau bahwa laki-laki hebat itu harus ikut menyambut
kehadiranku pertama kalinya ke dunia ini.
Sabar, humoris, penyayang, lembut dan
sosial…
Mendidik kami dengan pola yang membuat
kami masing-masing merasa kamilah yang tersayang..tak pernah memaksa kami, tapi
menuntun kami jalan sambil mengajarkan
banyak hal untuk membuat kami berfikir dan memilih…
Dia sempurna di mata kami.
Jeli, teliti, menghargai karya-karya
kecil kami dengan penuh apresiasi dan kejutan…dia seorang penulis..tak heran ia
sangat peka untuk hal-hal kecil sekalipun. Ia tak pernah menyuruh kami untuk
menjadi seorang penulis.tapi tak lelah menceritakan dan mengabarkan tentang pentingnya
menulis.
Hingga akhirnya pada tahun 2007,
kesehatannya menurun, setelah ia menyelesaikan cita-cita terbesarnya menulis
buku biografi ust. Abdullah said yang tertuang dalam sebuah buku berjudul
“MENCETAK KADER”. Meski sudah tak seperti dulu, tapi aura kesempurnaannya tak
kan pudar dimataku. Ia tetap lelaki terindahku.
Jika dulu ia keluar masuk kantor menyelesaikan
tugas, akhirnya ia harus keluar masuk rumah sakit untuk menjalani pengobatan.
Di dampingi ummi, wanita tercintanya
yang menjadi wanita terhebat yang pernah aku kenal, ia menjalani setiap
perawatan dengan sabar, tak ada seucap pun keluhan yang terlontar dari bibir
kelunya. Hanya sorot mata kepedihan yang memberi kabar tentang hatinya yang
berontak.
Ia sosok paling sabar yang pernah aku
tau…
Aku bahkan berani bersumpah bahwa ia
laki-laki nyaris tanpa amarah. Khususnya pada kami, mutiara hatinya….
Aku mencintainya sejak aku mengenalnya
hingga ia tak mengenaliku lagi menjelang kepergiannya, bahkan hingga kini. Saat
ia tak ada di sisi dan ruang hidupku…
Jum'at, 10 September 2010 bertepatan dengan 1 Syawal 1432 H..Kami menyambut hari kemenangan disisinya yang tergolek semakin lemah tak berdaya...tapi aku tau ia bahagia dengan hari itu, meski dengan selaksa bening yang tak henti menetes dari pelupuknya yang mulai redup...mungkin ia tau, lebaran berikutnya..kami tidak akan bersama lagi...
13 Sept 2010
Tak seorang pun tau bahwa saat
itu menjadi hari terakhir kami bersamanya, saat ummi memanggil kami untuk
berkumpul di sisi lelaki hebat itu.
Bertahlil, mengusap ,dan mencium lembut
keningnya sambil berucap lirih meminta maaf atas beribu-ribu khilaf yang
tercipta…
Aah …terlalu Sulit untuk dilupakan :’(
Senin, 13 Sept 2010, pukul 09:10…ia
menghembuskan nafas terakhir dengan tenang,…satu kesyukuran tak terhingga..saat itu, kami 12 bersaudara
lengkap mengantarnya pergi…mata boleh menangis, tapi hati tetap teguh…ini
adalah skenario terbaik-Nya…kami ikhlas Ya Robb…Insya Allah, ia pergi diiringi
keikhlasan dan do’a dari kami…smua atas nama cinta ….kami mencintainya..,tapi kami tahu ENGKAU lebih mencintainya dan berhak membawanya lebih dekat ke sisi-MU
Allahummaghfirlahu....
Warisi kami keteguhan hati dan kesabaran
beliau Yaa Allah….
“My Lovely Father In Memorian”
*Saudaraku...jangan sia-siakan kasih sayang mereka selagi masih hidup...sebab, saat mereka telah tiada..,jangankan kasih sayang..kemarahannya pun aku ingin mendengarnya, asal ia ada disisiku....
bru smalam tiba2 rinduku mmbuncah,pada lelaki yg mngajarkanku ketulusan sejati...kamus berjalanku saat byk hal yg tak kuketahui ,sabar itu titlex,humoris itu sapaanx,dan sikapx brpesan padaku: jgn sombong,krn itu akn menjauhkanmu dari byk org...#Binti manshal
BalasHapusdan seterusnya rasa itu trus terjadi dan tak pernah terhenti.....so do us sistaa....
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusengkau telah meninggalkan kami, meniggalkan para pelanjut generasi, namun namamu telah terukir dihati kami sebagai seorang pejuang pena sejati, sebagai para pengawal lembaga ini, engkau merupakan bagian terpenting dari bingkai lukisan peradaban islam yang sedang kita bangun bersama, namamu merupakan bagian sejarah yang takkan terlupakan dilembaga ini
BalasHapusdoa kami selalu menyertaimu
begitupun amal jariyah yang telah engkau tanam bersama para as-sabiqun al-awwalun
semoga menjadi bekal berhargamu dalam perjalan menghadap sang rabb yang maha rahman....
tdk sedikit para pendahulu qta yg sdah tiada...tgas mreka tlah usai, saatnya qta mngambil peran untk menjadi generasi. bukan hanya penerus.., tapi juga pelurus...sbab mngkin ada wrna yg trtinggal, dan tgas qta untuk menggoresnya di atas kanvas perjuangan hingga lukisan peradaban itu benar2 sempurna...
HapusAllahumma Aaamin, Syukron Do'anya...
Jika takdir itu sudah pasti
BalasHapusJika syahid sudah menjadi cita-cita
Kuatkanlah Jiwa-Jiwa yang merindukkannya
Karna ku yakin syahid jalan pintas menuju Ilahi
Mari songsong lembutnya sekeping peluru tirani
Dan yakinlah kesyahidan berbalas senyuman bidadari
Bidadari jelita semarbak mewangi"
Selamat Jalan Assabiqunal awwalun"surga merindukannya"
"Salam ukhuwah"
yupz...Janji Allah tak pernah ingkar, smoga kitapun trmasuk golongan yang dirindukan oleh syurga-Nya...Aaamin...
HapusWa'alaikumsalam
amiin ya Robb... rindu itu pasti...
BalasHapusWarisan almarhum adalah semangat juang yang selalu melekat pada kader-kadernya,.. beliau suadah tiada namun kehadiran belaiau dalam semangat juang selalu hadir....
BalasHapusSyukron, Semoga qta di beri kekuatan untk ttp istiqomah menyusuri koridor perjuangan hingga akhir perjalanan...
Hapus