Hal yang membuat suatu
pekerjaan menjadi berat adalah saat bayang-bayang kesulitan menyapa lebih dulu…hingga
memulainya, bukan menjadi perkara yang mudah…its my opinion..i think we’ll never
know till we have tried…..
Do it Yours..!!!
Sejak pertama kali menjadi
MABA di STIS 3 ½ tahun yg lalu ^,^ saya
sudah dihantui oleh sulitnya menyelesaikan tugas akhir…bahkan sampai pada titik
“ntar dapat judul gak yah??? Takutnya kehabisan di ambil senior”..hohoho
paranoid amat…..ternyata perasaan itu kembali hadir di semester VI..saat
saya harus benar-benar mengajukan judul penelitian..(ditempat saya kuliah memang
punya sistem yg beda’, kami menyelesaikan skripsi bukan pada semester akhir.
Tpi justru pada semester VI-VII). Di semester VIII, kami mengisi dengan
persiapan tugas…
Hal yang dilematis, justru
bersumber dari keterbatasan kemampuan yang saya miliki. Baik dari sisi intelektual
maupun emosional, saya bukan seorang mahasiswi yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Meskipun, Alhamdulillah tidak harus berada di bawah standar (Asykuru
ilallah Bi dzalik) dan saya bukan seorang mahasisiwi yang memiliki kemampuan
untuk bersosialisai yg baik dengan lingkungan yang baru saya kenal (mungkin karena sekian tahun
hidup di tengah orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama, hingga saya
tidak harus berupaya beradaptasi pada lingkungan dan pemikiran yang baru)…entahlahh…
itu yg saya rasa…tapi, saya juga gak bisa membohongi hati kalo saya lebih
berminat untuk melakukan penelitian kasus yang terjadi di lapangan daripada
harus berkutat dengan buku-buku untuk melakukan kajian pustaka (saya bukan
seorang kutu buku, kawan… meskipun mereka bilang kajian pustaka bukan hanya
untuk sang reading maniak)
alasan yang paling mendominasi pilihan itu, karena saya merasa permasalahan
yang terjadi pada masyarakat akan terus berkembang seiring perubahan zaman dan pengaruh
lingkungan sosial di sekitar mereka, hingga sampai kapanpun akan tetap menarik
untuk diteliti…
Mencoba meminta pendapat ummi,
beliau mendukung penuh pilihan saya untuk melakukkan penelitian dilapangan.
Dengan catatan tidak ada pihak yang dirugikan ^,^ (Heddeh….,maksud beliau mah saya
harus tetap berada pada koridor STIS yang menetapkan banyak syarat atas pilihan
itu, salah satunya keamanan syari’at di dalamnya). Walhasil saya bulat memilih
judul “PERSEPSI MASYARAKAT SUKU BUGIS TERHADAP KAFA’AH DALAM PERNIKAHAN” studi kasus salah satu kelurahan di Kampung
Baru, Balikpapan Barat. Saya memang sengaja memilih penelitian di luar
lingkungan tempat bernaung selama ini..bercermin pada kesadaran, saya harus
belajar berinteraksi pada lingkungan baru. Sebab tidak selamanya akan berhadapan
dengan orang2 yang memiliki persepsi yang sama.
Masa-Masa
tersulit yang akhirnya Indah……
Saya
melakukan observasi bersama ummi dengan mengikuti pengajian jama’ah lama
Hidayatullah disekitar wilayah penelitian, setidaknya saya punya gambaran tentang
kondisi obyek penelitian disana, ternyata wilayah itu memang didiami oleh
mayoritas masyarakat suku Bugis. kesimpulannya..Not So Bad..itu awal
kemantapan langkahku (Tulisan lepas gini, bebas penggunaan objek ke-Saya-an atw ke-aku-an..hehehe)…hal lain yang mendorong, meski terlalu subyektif, tapi sangat
membantu…disana saya mengenal seorang
adik kelas yang pernah nyantri di Hidayatullah gn.Tembak sebelum pindah
ke cabang Bontang dan berhasil
menyelesaikan SMAnya setahun yang lalu..namanya Iney…
Setelah
memperoleh data monograf dan menunjukkan surat izin riset ke Kelurahan
setempat, ditemani bodyguard ganteng’q, K’ Uchieq (terpaksa.com, sebagai ucapan
trimakasihku ^,^ v) saya mulai
menjalani hari-hari penelitianku disana. Iney dan Ibunya menjadi kompas Obyek penelitianku
yang tak ternilai harganya…(malah sharusnya saya menulis artikel khusus tentang
kebaikan mereka…tengs so Much)…seperti yang saya tulis di
awal…bayang-bayang kesulitan emang terkadang datang lebih dulu. Padahal ia
hanya sebatas bayang yang Nampak samar dan tidak akan hadir kepermukaan…ternyata
ibu-ibunya welcome dengan kedatanganku…terlebih bagi mereka, saling menyapa
udah menjadi budaya saat kita melewati rumah-rumah mereka yang memang saling
berhimpitan. ± 2 bulan saya melakukan penelitian, berbagai karakter dan hal
baru mulai saya temukan…respon yg saya dpt saat melakukan wawancara juga
berbeda2..ada seorang ibu yang ketika pertama kali saya datang langsung
menjelaskan pnjang lebar tentang keinginannya memiliki putri yg tinggal di
pesantren, seorang ibu tua yang langsung memeluk erat sambil mendo’akan
banyak hal tentang kesuksesanku (sungguh, aq terharu…seolah2 udah kenal lama sama
bliau), seorang ibu guru yg juga sarjana malah asyik bercerita sukadukanya saat
menyusun skripsi dulu hingga saya hanya mampu menyimpulkan beberapa baris dari
hasil wawancara yg saya inginkan, seorang ibu yg enggan diwawancara dengan alasan
gak tw ngomong karena bukan sarjana, bahkan hanya lulusan SD (hufft..harusnya
ibu itu tau kalo pengalaman hidup yg ia miliki lebih bermakna, dibandingkan sedikit teori yg kami
dapat dari 4 thn masa perkuliahan. Toh jika tdk merealisasikan ilmu yg kami
miliki, title itu hanya sebuah hiasan), seorang ibu yg saat saya
menanyakan pendapatnya tentang kesepadanan yg ia inginkan saat menikahkan
anaknya, malah berbagi tentang sulitnya kehidupan ekonomi yg ia hadapi….(saya
jadi penuh syukur atas kehidupan yg saya jalani)…Alhamdulillah tidak ada
kesulitan yg berarti, selain kesehatanku yg sempat tidak bsa di ajak kompromi,
setelah terjebak hujan dalam perjalanan ke sana, saya demam dan flu berat untuk
beberapa hari…But Never Give Up ^,^
Setelah
menyelesaikan penelitianku, saatnya menuangkan dan menganalisisnya dalam
lembaran-lembaran temuan data…hal yang terasa sulit ternyata saat
menganalisisnya…saya harus kembali pada literature-literature yang membahas
tentang kafa’ah tersebut. Bimbingan Mr. Muhammad Arfan sebagai dospen tentu memiliki
pengaruh yang luar biasa…beliau sangat peduli, termasuk pada
kesalahan-kesalahan kecil yang ia katakan akan menjadi besar saat saya
menyepelehkannya…(Syukron Ust, you’re My Inspiration as Long it). Coretan-coretan
koreksinya kerap menghiasi lembaran-lembaran revisiku…Down saat merasa semakin
lelah melakukan revisi, menjadi hal yang rutin..tapi kebersamaan yang tercipta
bersama teman-teman angkatanku, Jailun Muntadzhor STIS 2008 (Moga kebersamaan
yg terurai menyatu di jannah-Nya kelak..) menjdi obat yang paling manjur…inspirasi
yang hilang terkadang justru hadir setelah membantu teman menyelesaikan skripsi,
atau saat lagi down dan harus berhadapan dengan teman yang merasakan hal yang
sama, terkadang kami justru mendorong mereka dengan suntikan-suntikan spirit
yang berefek pada semangat untuk sama-sama bangkit….We Must Get It, Freeenzzz….Indahnya
hidup berjam’ah semakin terasa saat teman-teman dibebaskan kan sementara dari
amanah-amanah diasrama untuk lebih focus pada penyelesaian skripsi ini, tentunya
bukan berarti bebas dari peraturan2 yg berlaku permanen seperti sholat
berjama’ah, sholat lail, amal bakti serta rutinitas harian santri lainnya.
Dengan harapan dan keyakinan penuh bahwa rutinitas itu akan menjadi bagian dari
hal yang mempermudah jalan kami.
Thanks
for Allah..,Happy Ending After Enjoy it…
Melibatkan
Allah SWT. menjadi hal yang wajib dalam perjalanan panjang penyelesaian segala
persoalan hidup, termasuk tugas akhir ini… do’a dan keridhoaan orang tua juga
menjadi jembatan paling kokoh menuju kesuksesan itu..terlebih saat waktu sidang
munaqosyah tiba, kami harus memperjuangkan dan mempertahankan apa yang telah
kami tulis di hadapan para penguji. Suasana kamar Ummu Habibah (U-HA) di
asrama, yang menjadi base camp kami menyelesaikan tugas akhir menjadi unforgetable
moment buat kami..mengingatnya slalu sukses menimbulkan perasaan haru (Lebay??
Hehehehe, dikit2 gpp..) Map-map biru berisi skripsi yg siap diujikan
bertebaran di lantai kamar, saling menguji antar teman, menambah referensi
dengan kembali membuka buku-buku primer, membuat catatan-catatan kecil ttg
jawaban-jawaban dri pertanyaan yg mungkin di ajukan, menghafal dalil-dalil
pendukung analisis, atau sekedar membolak-balik lembaran skripsi merasa udh
nguasain bgt, tp giliran diuji coba ma teman koq banyak gak taunya??? (yg
ini style’q ^,^) ,bahkan
beberapa ada yang lebih senang menatap aktivitas teman-teman sekedar untuk
menghilangkan rasa gugup itu…saya gak bisa menggambarkan bagaimana perasaan
mereka satu persatu..yang pasti kami
memiliki warna-warni rasa yang berbeda hari itu.
Sabtu-ahad,
04-05 Februari 2012..sebagaimana yang telah di agendakan…kami melakukan
sidang skripsi yang dimulai pada pukul 10.15 di ruang serba guna kampus atau
familiarnya Prasmanan…kami berhadapan dengan 3org penguji. Prof. Drs. H.
Akh.Fauzi Aseri, MA (Rektor IAIN Antasari Banjarmasin), Dr. Sukarni, M.Ag. (
Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Antasari Banjarmasin), en Ketua STIS Hidayatullah,
Ust. Paryadi, S.Sos.I, M.S.I. tapi, Ust. Fauzi menguji lebih dulu, sebab ada urusan yang harus diselesaikan. Suasana
formal yg terasa kesakralannya benar-benar menyelimuti kami.,,sidang berlangsung
hingga jam 23.30. dan akan berhenti hanya untuk mengambil waktu sholat…saya
berada di urutan ke sepuluh, tepatnya ba’da ashar hari p-1. Saat nama saya
dipanggil, bibirku yg kelu hanya berucap lirih “Ya Allah..sekian lama aku
berikhtiar..kini saatnya pasrah dan menyerahkan penuh pada kuasa-Mu…jika
kemampuan ini milikku, tentu aku tak mampu melakukan apa pun..Tapi aku Tahu
Engkau Maha Mengetahui terhadap apa-apa yang tidak kami ketahui....Bismillah…
45
menit sesi tanya jawab berlalu dan terasa lebih ringan. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan Berhasil saya jawab.., yupz, saya sengaja
menggaris bawahi untuk menunjukkan bahwa berhasil menjawab pertanyaan itu bukan
berarti dengan jawaban yang sepenuhnya benar…paling tidak saya bisa membela dan
mempertahankan hasil penelitian itu…urusan benar gaknya…, toh penguji gak marah
ketika saya menjawabnya dengan jawaban yang salah…hehehehe,
Alhamdulillah…akhirnya
selesai juga…perjuangan itu pasti emang terasa pada akhirnya..meski saya yakin
apa yang saya tulis ttg perjalanan menyelesaikan skripsi ini bagi banyak orang
hanyalah perkara biasa dan sederhana. Begitupun proses saat menjalani sidang…ya..ya…ya…kalau begitu kita berbeda sodara..!!! buat saya moment ini
istimewa dan luar biasa….
Just
little notes for my junior : “Jangan takut untuk memulai, dan jangan pernah
putus asa!!!! Gak ada problem tanpa solving…!! Apapun aktivitas qtha, libatkan
Allah didalamnya. Percayalah Dia akan menyertai langkah kita untuk membuat
semuanya terasa mudah. Yang terpenting jangan bersandar pada kemampuan
diri..kita bukan siapa-siapa…hanyalah Makhluk yang bergantung pada sang Khalik…Iqro’
Bismirobbik….!!!!”