!!!.....اَهْلاً وَ سَهْلاً

"Dan Janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman. (Ali-'Imran:139)



Sabtu, 02 Maret 2013

cathar seorang kader #06



Dimana pun kita berada saat ini, pasti banyak hal yang terjadi di sekeliling kita..begitupun denganku,, saat ini..aku ibarat sedang berada di sebuah kamar besar dengan puluhan bahkan ratusan jendela. Setiap kali aku membuka satu jendela, aku menemukan pemandangan yang berbeda..bagiku menarik untuk di bagi dalam postingan,,karena aku yakin, pemandangan di luar jendela kalian pasti tidak sama..
Hmm...selamat menikmati cerita yang berbeda dari setiap jendela kamarku ^,^

JENDELA  KE-1

“Umi Evy, ada salam dari mama !, tadi barusan aku ngomong di Hp ustadzah.”
Untuk yang ke-sekian kalinya Airin (bukan nama sebenarnya) menyampaikan salam dari orang tuanya. Selalu..setiap kali dia usai menelvon, mamanya pasti menitip salam untukku.
“Wa’alaikumsalam, kalo nelvon lagi sampaikan salam Umi juga yah!”
Airin mengangguk dan tersenyum riang sambil berlari kecil meninggalkanku.

Namanya Airin, usianya 13thn. Salah seorang adikku di asrama yang peka dan cukup dewasa di tengah teman-temannya. Setiap kali usai menyetorkan hafal, aku harus selalu siap mendengarkan celoteh panjang tentang dirinya dan keluarganya. Tentang fhoto-fhoto kecilnya, Mamanya yang cantik. Tp, sibuk seminar, mbaknya yang tiap kali keluar daerah selalu membelikannya oleh-oleh, abangnya yang usil dan sibuk dengan hobby multimedianya, persahabatannya yang penuh suka dan duka, termasuk cerita tentang rasa sukanya pada salah seorang temannya di SD dulu ^,^ . bahkan ada beberapa kisah yang berulang kali dia ceritakan, tapi wajah sumringan dan matanya yang berbinar cukup membuat ku bersabar untuk tetap mendengarnya. Berharap ini menjadi penghilang rasa goncangnya di asrama.
Suatu hari, ia mengetuk pintu kamarku dengan irama dan panggilan yang tak biasa, agak tergesa2 seperti ingin menyampaikan berita yang sangat penting. 
“Iya Airin, sebentar.” Ujarku sambil ikut tergesa membuka pintu kamarku
“Umi, barusan kiriman Airin datang. Ini ada titipan dari mama untuk umi.” Airin masih dengan senyum khasnya menyerahkan kresek hitam berisi bungkusan kado, hmm,,rasanya ulang tahunku masih lama,hehehe
“Waah senangnyaaa,,makasih yah Airin!” melihat ekspresi Surprise ku, Airin ikut tersenyum
“Mama bilang, ini Cuma titipan. Mama baru bisa datang pekan depan, umi juga harus ikut menjemput yah!”
Aku mengiyakan permintaannya..”Insya Allah yah Airin, ingatkan umi biar gak lupa!”

Hari-hari berikutnya Airin terus mengingatkan janjiku untuk menemaninya. Bahkan, ketika tiba harinya, usai menambahkan hafalan mereka ba’da sholat subuh, Airin kembali mengingatkankan bahwa hari ini aku harus punya waktu menemaninya bertemu dengan mamanya. Sambil menyampaikan bahwa yang datang nanti bukan hanya mamanya, ada mbak, abang, dan juga tantenya..jawabanku pun masih sama seperti hari-hari sebelumnya
“Insya Allah Yah Airin, umi Usahakan.”

Ahad, Sekitar jam 10 Pagi. Tidak sampai lima menit sesaat setelah terdengar I’lan dari Idaaroh Sakan yang menyampaikan kedatangan orang tua Airin, Airin sudah berdiri di depan kamarku.
“Umi Evy, ayoo kita ke rumah umi Yati. Mama udah nungguin!” Airin kembali mendesakku tak sabaran
Aku lantas keluar dan mengunci pintu kamarku.

Di perjalanan ke rumah Umi Yati, Airin kembali berceloteh riang..menyebutkan siapa-siapa yang datang dan berbagai cerita lainnya seperti biasa..aku hanya sesekali menoleh ke arahnya, meyakinkan bahwa aku berusaha mendengarkannya, meskipun pikiranku melayang jauh, menggenggam erat Handphone ku yang masih panas setelah beberapa lama ku gunakan untuk menerima telvon beberapa menit sebelum Airin datang ke kamarku,,Airin masih bercerita tentang dirinya dan keluarganya, dengan intonasi penuh cinta dan kebahagiaan, dari ceritanya semua tau, Airin paling tau apa yang terjadi dan apa yang dia rasakan tentang keluarganya..
Satu hal yang Airin tidak tau dan entah kapan dia akan tau, hal yang membuat langkahku gontai dan rasanya tak tega mendengar celoteh riang dan tatapan matanya yang berbinar di sebelahku. Baru saja aku menerima telvon yang mengabarkan…
“Airin bukan anak kandung mamanya” :’(

* * *


JENDELA KE-2

Rara (bukan nama sebenarnya), usianya 14 tahun. Beberapa hari rapat kepengasuhan, nama itu selalu menjadi prioritas. Semua pengasuh mengeluhkan sikapnya yang keterlaluan dengan melanggar program2 hampir semua departemen di asrama, Malas sekolah dan sangat berpotensi memprovokasi teman-temannya dalam berbuat pelanggaran..

Ba’da dzuhur, Aku baru pulang dari musholla dan bersiap mengganti mukena sholatku.
 “Kaaak Evyyyy.”
Teriakan itu menghentikan langkahku, teriakan khas Rara dari kamar bawah ujung utara kamarku. Tapi kali ini teriakan itu semakin mendekat dilanjutkan ketukan yang cukup mengganggu aktifitasku.
“Rara, Gak pake teriak de’. kak evy dengar kok.”
Pemilik suara itu nyengir di depan pintu kamarku
“Kak Evy, coba liat..Rara habis jama’ah, rajin kan !”..Just it Ra? Rasanya aku ingin mengetok kepalanya dengan hanger yang sedang kupegang..hehehe

Eits,,sebentar. Rara benar! Hari ini aku luput memperhatikannya..Rara jama’ah dzuhur..Langka?? sebenarnya gak segitunya. Hanya kali ini dia tidak perlu dipaksa atau diseret hingga depan pintu dan aku lupa memujinya.

Kenapa harus dipuji?? Kan gak baik klo mebiasakan anak melakukan pekerjaan untuk mendapat pujian..

Ough..mohon maaf sebelumnya, sebagaimana pada cathar saya yang ke-4, saya udah menyampaikan bahwa adik2 saya ini sedang berada pada masa-masa yang ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan sosialnya. Memuji ketika dia berbuat baik adalah salah satu bentuk pengakuan yang mereka inginkan, setelah itu dia akan lebih percaya diri dan terus menerus melakukan kebaikan meskipun tidak di puji..toh dia sudah merasa diakui.

Subhanallah, iyya ra..k’evy gak liat. Gitu doong, jama’ah ashar lagi yah, terus magrib, isya, subuh,,daaan seterusnyaaa!!!”
Insya Allah  Yah kak, gak janji.” Jawabnya santai sambil berlalu.
Aku hanya mampu menatap kepergiannya, HARAP MAKLUM !!!

Seringkali ketika bertemu, dia dengan santainya memberikan penawaran tak masuk akal..
“Kak Evy  nikah sama kakakku aja yah!, ganteng tauk kak.”
“Percaya kak Evy kalo kknya ganteng, Rara aja cantik. Tapi kak Evy gak nyambung sama anak Band ra. !” jawabku sambil tak kuasa menahan tawa.
Bagaimana tawarannya bisa masuk di akal ku??? Kakaknya itu baru kelas 3 SMA, anak Band pula’.!! Hehehe..Rara emang asal !!!
Ketika aku sudah berlalu beberapa meter kemudian, dia pasti akan berteriak..
“kalau kak Evy gak mau sama kakakku, aku sama ade’nya kak Evy aja yaaaah!!!”
Hehehehe,,,aku tau Rara sedang bercanda dan biasanya, komentar teman-temannya mendahului jawabanku  “ Sarap kamu tuh ra.!” ^,^

Dilain waktu, aku harus menerima laporan untuk yang kesekian kalinya mengenai Rara yang beradu mulut dengan keamanan yang sedang mengontrol dan mendapati Rara makan di kamar (di Aspuri memang dilarang keras makan dikamar selain permen) atau dengan santainya dia berteriak menyanyikan lagu non Islami sambil seolah bermain Drum dengan menghentak-hentakkan papan dipan ke lantai kamar di saat santri lain istirahat Kalilullah. Rara jugalah yang bak seorang Ratu ketika dijemput Oleh ibu pembimbing dan pengasuh asrama di rumah warga ketika ia berani menginap di sana tanpa meminta izin (Nyelonong.com). Menceritakan karakter Rara, itu berarti bercerita tentang seorang anak Mts yang tidak memiliki rasa takut pada siapapun di asrama. Baik kepada pembimbing, Pembina, pengasuh, mahasiswi, Aliyah, terlebih anak2 Mts seusianya..

Itu gak aneh bagi Rara. semua tau dia emang senang buat sensasi..tapi, gak banyak yang tahu, dibalik ke’aneh’annya, Rara gak seperti yang lain, dia memiliki mental yang tidak dimiliki teman-temannya dan juga aku.

 Karena penasaran dengan karakter Rara, aku mencoba mencari tau tentang Rara dari pengasuh, teman dekatnya, termasuk membaca formulir pendaftarannya.
Sejak kecil, Rara telah ditinggal oleh ayahnya, kemudian ibunya menikah lagi. Rara memiliki banyak saudara dan juga saudara tiri. Bahkan saudara tirinya yang pertama memiliki anak yang sesusia dengan Rara. Aku memprediksi, point ini pasti memiliki pengaruh besar bagi Rara. Selain itu, Liburan Ramadhan lalu. sehari menjelang kepulangannya ke Asrama. Abang kandungnya meninggal dalam sebuah kecelakaan, tidak sendirian. Tapi, bersama kakak iparnya yang sedang hamil 9 bulan. Mereka bertiga, meninggal di tempat.

Belum sebulan yang lalu, aku juga harus mengabarkan kepada Rara, bahwa kakak perempuan kandungnya yang lain sedang koma. Dan keesokan harinya Rara harus ikhlas mendengar berita bahwa kakaknya telah berpulang ke Rahmatullah

Ketika Rara kembali ke Asrama di antar saudaranya, aku sempat mengobrol banyak dan mengalirlah cerita-cerita yang mengungkap tabir di balik sikap Rara selama ini. Rara hanya butuh perhatian. Sikap kerasnya selama ini hanyalah sebuah bentuk pemberontakan atas banyaknya keinginan yang tak terpenuhi.

Pada dasarnya Rara tidak sendirian, di Asramaku ini…Ada banyak Rara yang lain..dengan latar belakang yang membentuk sikap mereka. Pelajaran berharga buatku. Bahwa penilaian subjektif hanya akan menghasilkan imej yang negative. Terlebih ketika kita memvonis “DIA ANAK NAKAL” .Setiap orang punya alasan atas tindakan yang mereka anggap benar. Alasan itu tidak bisa di salahkan, kita hanya perlu memahaminya lebih dalam untuk kemudian meluruskannya.

* * *
To be Continue…, aku masih punya banyak cerita dari Jendela2 yang lain..menurutku pemandanganya sangat indah. Entahlah menurut kalian,,sebab jika kita melihat dari sisi yang berbeda, maka pemandangan yang kita temukanpun akan berbeda..

*Untuk kepentingan publikasi dan menjaga privacy, ane menyamarkan beberapa hal,..


                                      @ Aspuri, Sudut "Mihrob Cinta-Q", 20 Rabiuts Tsani' 1434 H

,



2 komentar:

  1. Saya juga punya kamar. Tapi, jendelanya hanya empat. :D
    Saya juga seorang musyrif bin murabbi. Tapi, panggilannya bukan Abi. :D

    Yang saya sesalkan, pemandangan dari jendela kamar saya terlalu berbahaya untuk diposting untuk konsumsi umum. :-)

    Btw, lanjutannya SAYA tunggu. Semoga bisa menginspirasi saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Empat? Cpa blg empat itu 'Hanya' ?
      4 jendela bsa menghasilkan ratusan pemandngan yg brbeda. dgn catatan tdk berdiri dan memandng hanya dr satu sisi dan mencba menutup mata pada sisi yg lain...
      after it, temukan sejuta pemandangan yg menakjubkan dan trnyata justru 'berbahaya' itu yg harus dinafikan...Fighting !!!
      Syukron ^_^

      Hapus

Syukron...Dah Baca...Add Your Comment Yaah...!!!!