Pernikahan..,Hmm
bagi sebagian orang, Nikah adalah adalah sebuah pilihan, tujuan, atau bahkan
pelarian..yang terakhir neh kedengarannya rada serem..hehehe. tapi seriuss,,ada
orang yang memilih nikah tuk menghindar dari
sebuah keputusan yg dianggapnya lbih buruk..yaah whatever,persepsi
mereka dan kalian.but this is mine…buat ane, nikah adalah sebuah
anugerah..Cinta aza buat semua orang anugerah kan?..nah kalau cinta dibingkai
kehalalan..apa gak double-double tuh anugerahnya..deal? buat yang belum
sepakat, ingat deh kalo Allah punya 100 kasih sayang (Rahmat).
DIA baru menurunkan 1 untuk semua makhluk di muka bumi. Adapun yang 99
disimpan untuk orang-orang beriman. Allah melarang orang beriman mengejar
nikmat di akhirat dan melupakan nikmat dunia. Gak akan merasakan nikmat syurga
akhirat, jika belum merasakan nikmat syurga dunia. Salah satunya adalah
kebahagiaan di dalam hati karena pernikahan. So’ nikah itu nikmat yang mesti
dirasakan oleh orang-orang yang beriman. Tentunya dengan kemampuan yang
syar’i..gak boleh banyak alasan klo emang udah waktunya tuk menikah…hehehe
Sekarang
ane pengen berbagi tentang mahligai cinta penuh barokah yang ane rasa…kali z bisa
menginspirasi yang belum nikah (Aamiin) ^_^
Tabir pernikahan ane sendiri terbuka
saat ane berusia 22 Tahun, 1 tahun setelah menyelesaikan perkuliahan di STIS
Hidayatullah en ane di tugaskan menjadi Pembina Asrama Putri di Hidayatullah
Gutem. Amanah itu ane jalani tepat 1 tahun kurang beberapa bln-an, hingga
akhirnya tepat jam 12.15 pada hari ahad tgl 7April 2013..ane menrima pesan
melalui aplikasi whatsapp dari seorang ustadz plus dosen plus panitia
pernikahan mubarokah..yang mengabarkan kalo formulir Pernikahan Mubarokah Nasional
Hidayataullah (PMNH) 2013 udah dikirim ke email ane, harap segera di isi dan
dikumpulkan paling lambat tanggal 20 Mei 2013,..(serasa deadline makalah z neh
dosen) alasannya sih lebih cepat lebih baik tuk proses itikharah dan pengurusan
administrasinya..waktu pengumpulannya emnag masih lama. Tapi, ane butuh waktu
lebih lama tuk menata hati..Pernikahan ini bukan perkara mudah, ane yang
menjalani masa perkuliahan selama 4 tahun di STIS dengan komitmen tidak boleh
menikah hingga perkuliahan usai. Bahkan ketika perkuliahan usai pun akan mendapat
tugas dan jika ingin menikah dalam masa tugas harus melalui persetujuan STIS.
How about my familys? Its Ok..mereka sepakat dan menyerahkan ane sepenuhnya ke
Lembaga Hidayatullah melalui STIS (neh nasib atau rezeki yaah?). STIS ibarat
menanamkan prinsip kupu-kupu di dalam hati para kadernya “Bersabarlaaah..pasti akan tiba saatnya”.
Setelah
konsultasi bareng ortu en sodara perihal salah satu kolom yang harus diisi soal
kriteria, hehehe..padahal ujung-ujungnya tetap z tergantung panitia en setelah
nyari-nyari info soal berapa orang teman yang mau ikut nikah
bareng,,Bismillah..formulir itu ane kumpul 5 hari menjelang batas pengumpulan
akhir. Selesai sampe disitu? Gak sodara-sodara,,perjuangan itu baru dimulai.
Tanggal
01 Juni semua calon Pengantin harus menjalani masa karantina, Manusiawi muncul
perasaan galau tentang siapa yang bakal menjadi pemimpin ane, emang gak ada
sosok khusus yang menjadi jaminan, bahkan gak ada bayang-bayang meski sebatas
nama. deru itu semakin terasa saat bertemu dan berkumpul dengan orang-orang
yang merasakan kegalauan yang sama. Dampak positifnya, bisa saling memotivasi
tuk memperbanyak ibadah en mendekatkan diri kepada-Nya sang penentu takdir
terbaik. Subhanallah pernikahan kali ini bener-bener luar biasa, menjalani masa
karantina di gedung STIS yang jauh dari akses seluruh warga dan santri membuat
semuanya semakin terjaga..tak ada berita-berita yang bisa membuat hati kacau
atau paling tidak bisa menghibur..penstrilan dari seluruh alat komunikasi dan
larangan keras pulang ke rumah (meskipun ane yang berjarak selemparan batu)
semakin memperketir hati..hehehe
tapi, membuat pengaduan kepada-Nya semakin panjang..terasaaaa banget. Berharap
rengkuhan erat-Nya yang menenangkan hati dan jiwa.
Hikz…akupun ingin tau ummi, Tapi Allah belum menunjukkannya dan akan tiba waktunya. Yakinlahkita akan sanggup menghadapinya, ini perjuanganku ummi, do’akan aku…
Jum’at
14 Juni 2013…
Malam
bersejarah yang gak akan terlupakan sepanjang hidupku. Berkumpul diruang
Musholla gedung STIS di hadpaan Ust. Abdurrahman Muhammad, Ust. Zain dan Ust.
Nasirul…Detik-detik penandatanganan, bersabar menunggu panggilan..hingga
akhirnya tiba giliranku. Dihadapan ust. Syamsu Rijal, ku membaca nama yg
tertera HARIADI MARSA..Allahu Akbar,,tak sanggup aku merangkai kata tuk
menggambarkan rasaku saat itu,,kebahagiaan yg berselimut keharuan. Bismillah,
kutandatangani lembaran bersejarah itu..sebelum menyerahkan kembali, sekilas ku
menatap fhotonya,,Aaah, air mataku membuatnya samar..keluar ruangan ummi
menyambutku dgn pelukan erat di iringi air mata keharuan dan ucapan lirih ”Bersyukur
Nak,,Dy seorang penghafal..!”. Yaah,,lebih dari skedar itu ummi dy kader
STIS sperti impianku…
Ahad
16 Juni 2013
Akhirnya…..
“Segala puji pada-Mu ya Rabbi,
atas rahmat hari ini. Terlabuh sudah cinta suci sejati dari hati. Janji telah terucap,
Akad telah tercipta tuk bersama jalani hari
Ya Allah Rabbi bimbinglah kami dalam
menempuh hidup ini…”
Hehehe..potongan
lirik nasyid Seismic “Syukur” itu mengalun indah dalam anganku ^-^ saat duduk dipelaminan bersama 50 mempelai
putri dalam walimatul ‘ursy yang dilaksanakan
di Pondok Pesantren Hidayatullah gutem hari itu, penuh syukur saat Allah
membuka tabirku dengan indah dan menakdirkanku tuk menjadi salah satu peserta
Pernikahan Mubarokah Nasional hidayatullah 2013.
Penerimaan
mahar dilaksanakan ba’da dzuhur di kediamanku, sekujur tubuhku terasa kaku saat
ucapan salamnya terdengar memasuki ruang kamarku...sorak-sorai keluarga yg
terdengar riuh di sekitarku tak lagi kuperdulikan,,Tuhaaaan,,aku sedang menata
hati yg tak karuan debarnya,,, sejak kuterima maharnya, kucium punggung tangannya
dan kurasakan sentuhanx pada ubun-ubunku, sejak itu pula aku bertekad..”Selamat
datang Pangeran Hatiku,,kuserahkan sepenuhnya jiwaku tuk taat kepadamu sbagai
perintah-Nya mulai hari ini, esok, hingga ujung perjalanan dan nafas yg tak
lagi berhembus. Semoga Allah memberkahi mahligai kita” Allahumma Aamiin