Spirit Pertemuan Alumni mahasiswi STIS Hidayatullah
wilayah Balikpapan
Assalam Fren,
Kefhal?
Tanggal 29
SEPTEMBER 2012 Kemarin, ane ngikutin pertemuan Alumni STIS Hidayatullah, khusus
bagi yang bertugas diwilayah balikpapan..dilaksanakannya di rumah K’Lilis (Ust.
Kusnadi). Subhanallah, Akhirnya aura2 kerinduan dengan STIS bisa sedikit
terobati.. jujur ane gak bisa bohong kalo kangen banget dengan masa-masa
perkuliahan qta dulu. Meski harus menelan perasaan malu,karena harus jadi objek
ejekan ummahat dengan status ane yang satu-satunya single di antara para
alumni, Inayah ma Kholifah dari karbus gak datang sih. Walhasil, ane harus
mati-matian memaksa Jariyah, si Nyonya Kholil untuk hadir nemenin ane dari
alumni qtha. Syukurnya dia bisa hadir.
Yang jadi
pemateri ust. Arfan, si Abu faiq ^,^
Hmm, tuh Aisy
putri kedua beliau ikut nampang..BTW
kalo ngeliat suasana gini ingat waktu bimbingan skripsi ama beliau yah
!!! Emil, mb’Umi, dan diana, bener gak???
Beliau menyinggung
Visi hidayatullah di tahun 2020, yang secara spesifik dikaitkan dengan keberadaan
almamater qtha Tercinta STIS HIDAYATULLAH.
Pertama, Bersyari’ah..
Sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah, Kata beliau, kita telah mendapatkan informasi tentang syari’at.
Karena qta telah mempelajari dan memiliki ilmu syari’at, Maka seharusnya Nilai-nilai syari’at yang tertransmisi kedalam
pemahaman, membantu qta berprilaku syar’i dan berupaya untuk bersikap lebih hati-hati. (Ya Allah...Kayaknya belum maksimal
neeh..hikz,..)
Hmm..kalau secara
kelembagaan dan sistem, STIS insya Allah sudah sangat bersyari’at..bahkan ini
neh yang menurut ane salah satu implementasi dari upaya penegakan syari’ah itu.
Fhoto di atas tuh
di pasang di jalan menuju kampus STIS yang baru, Lumayan sih..rumah ane yang
menunggu detik-detik pergusuran bisa masuk wilayah Aspuri,,tapi tetap aja
diriku yang bertugas di Asrama gak bisa pulang seenaknya...ini neh yang bikin perih...nampak
di mata, tapi gak bisaterjangkau..hehehehe
Berjama’ah
Memperhatikan
pentingnya kedudukan jama’ah dalam menegakkan syari’at Islam, Umar Ra. Berkata
:
“Wahai masyarakat
Arab, tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, tidak ada jama’ah kecuali
dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan”.
Kehidupan qtha emang sudah penuh dengan
kebersamaan yah...dalam konteks apapun, segala aktifitas jadi terasa lebih
bermakna..deallll????
Kegiatan
Halaqoh ba’da Sholat di Musholla
Ini amal bakti Harian,,( Kerja Lokasi)..banyak
yang kerja, cepat selesainya..
Makannya juga Bareng-bareng,,,
Sedikit Cukup..banyak Habis..(Daripada Mubazzir) ..hehehehe
Bahkan untuk urusan Konsumsi bapak-bapak en santri
putra
Yang lagi ngadain pengecoran masjid, mesti dikroyok
secara berjama’ah
Ne
sedikit gambarannya.., semua juga udah ngerasain kaaan??? Bohong kalo ada yang
bilang GAK INDAH dan BERKESAN
Selanjutnya....
Maju, indikator
kemajuan lembaga Perguruan tinggi kita ini udah sangat signifikan fren, salah
satunya yang bisa dinilai secara fisik. Udah ngeliat kerennya kampus STIS Putri
yang sekarang??? Hmm..kata Ust. Arfan, saat ini, gedung itu menjadi bangunan
terbaik yang ada dikampus hidayatullah balikpapan.
Hohoho..bangunannya
bukan yang ini...hanya sedikit mengenang kampus STIS putri yang dulu...
Hikz..hikz...emang
memprihatinkan sih, bahkan pernah salah seorang tamu yang datang, melihat para
mahasiswi bergerombol hendak masuk kelas, dengan santainya dia bertanya “emang warungnya di dalam tuh jualan apa aja de’?”..huhuhu...waktu
itu ane sedih banget...tau kampus ane di kira warung nasi :'( tp, yaah..gini-gini, di usianya yang semakin senja dia
telah melahirkan 6 angkatan ^,^ dan kelak kan menjadi saksi sebuah mujahadah kita dalam mengkaji ilmu-ilmu
syari’at-Nya..plus menjadi saksi hari-hari perkuliahan kita yang penuh makna,
bareng teman, senior, junior, ustadz, dan
ustadzah. Takbiiiir....!!!!!
Nah ini
gedung STIS putri yang sekarang, numpang fhoto bolehlah (hehehehe..) lumayan
sih, kita sempat melaksanakan kegiatan pelepasan alumni , yang menjadi acara
perdana di gedung ini
...(Eeeh...tapi
yang berminat jadi dosen jangan berkecil
hati..hahaha...kyaknya malah bakal menghabiskan hari-hari hingga titik darah terakhir disana...lebay.com)
Nah..ini Visi
yang terakhir....
Berpengaruh
Kalau ada
pertanyaan, apakah STIS Hidayatullah telah memberikan pengaruh??? Kita semua
tentu menjawab..” YA”...
Tapi jka
ditanyakan, .apakah pengaruh itu sudah signifikan??? Hmm...Entahlah.
ini dia yang
menjadi tugas kita para alumni...APA YANG UDAH KITA LAKUKAN DENGAN AMANAH
MASING-MASING???
Yang kita ketahui
bersama, bahwa mainstream hidayatullah
adalah berpengaruh dalam bidang dakwah dan tarbiyah.
Apakah lembaga pendidikan Hidayatullah sudah berhasil
melahirkan kader-kader yang bisa mengambil posisi strategis dalam pengembangan
hidayatullah tersebut? Atau sebaliknya?
Yaah,...begitulah
Sodara-sodara ^,^., Ust. Arfan meyampaikan, bahwa kita para alumni telah diberi
amanah untuk menjadi bagian dari unit-unit pendidikan di Hidayatullah. Baik formal,
maupun non formal..termasuk teman-teman yang lagi tugas belajar. Kata beliau
mereka sedang dipersiapkan untuk kelak akan memberi pengaruh yang lebih besar
(Allahumma Aaamin)..
Apa yang kelak
kita berikan kepada mereka, akan menentukan hasil yang akan dicapai. Saat ini, barulah STIS,
STAIL, STIE dan STAIKIP Batam, lembaga formal yang dianggap sebagai media untuk mencetak kader. Maka, para lulusan lembaga tersebutlah yang
diharapkan mampu menularkan nilai-nilai pendidikan dan kekaderan kepada
adik-adik yang berada dalam pembinaannya. sehingga kelak akan melahirkan orang-orang
yang memiliki fikroh dan idealisme. Jangan
sampai, pembinaan kita hanya mampu melahirkan kader-kader biologis , bukan
melahirkan kader-kader idealis. Kader biologis, hanyalah mereka yang tinggal di
pesantren, tapi tidak memberikan
kontribusi positif kepada kemajuan pesantren tersebut. Kehadiran dan ketidak
hadirannya tidak berpengaruh apa-apa.
Ya Allah...waktu ane
dengar penyampaian beliau, ngerasa kena Telak..yang ada dalam pikiran
ane..mungkinkah ane mengantar adik-adik di aspuri gn. Tembak menjadi kader-kader demikian, dengan keterbatasan
yang ada???? Apalagi beliau bilang.. Seorang pendidik itu dilihat, dipantau,
dan diikuti. Apa yang dia katakan akan dilaksanakan. Hasil dari sebuah
pendidikan, tergantung bagaimana prosesnya.
Jika tidak maksimal, maka outputnya
pun sudah bisa diperkirakan...
Bismillah..hantaman
itu motivasi, vyyy.!!! Harus ada tekad....
Dalam akhir
penyampaiannya, beliau menyinggung bagaimana pola pendidikan almarhum terhadap
para pembimbing, dengan pola penyaringan yang sangat ketat. Peraturan dan
sistem adalah sebuah penyaringan yang harus terus di perketat, sehingga hasil
penyaringannya pun murni dan luar biasa. Jika sedikit saja melonggar, maka
hasil penyaringanpun tidak akan memuaskan, ibarat memeras santan kelapa, jika
saringannya longgar, maka ampasnya pun ikut turun...bukankah yang kita inginkan
hanyalah air santan? bukan ampas kelapa.. Jangan sampai lembaga Hidayatullah
kehilangan ruh dan spirit karena proses penyaringan yang tidak maksimal.
Huffthhh....Luar
biasa yah? Rasanya ingin mengulang masa perkuliahan, benar-benar mengikuti
peraturan, dan berharap menjadi bagian dari hasil penyaringan yang diharapakan.
Ternyata beliau
punya solusi, yang pada dasarnya telah kita ketahui bersama, namun sulit
diterapkan. Bahwa, Melahirkan kader yang
militan dan idealis, tidak hanya mengandalkan kemampuan intelektual, dan
pekerjaan fisik yang ada. Tapi, harus melibatkan Allah.
Sholat lail...,
kunci dari setiap keberhasilan yang didapat. Karena keterlibatan Allah di
dalam-Nya. Pesan belaiu, saat kita berada di tempat tugas, jangan berani-berani
mengkritisi sistem dalam kondisi sholat lail yang tidak maksimal, sebab rasanya
tidak ada bekal untuk melakukan hal itu.
Jangan sampai
kita menjadi beban, di saat telah berniat untuk memberi pengaruh. Tidak semua
kebenaran dapat diterima, apalagi bagi orang yg telah berfikir matang. Maka sampaikanlah
dengan cara yang ma’ruf.
Jadi ingat pesan
ust.Masykur yaah,,. jika tidak mampu menyelesaikan sebuah masalah di daerah,
paling tidak jangan sampai menjadi bagian dari masalah itu. Terlebih ingin lari
dari masalah, sebab itu hanya akan menambah masalah..
Ne pesan terakhir
yang benar-benar menjadi penutup dari tausiah ust. Arfan ^,^
STIS adalah lembaga
pengkaderan sekaligus pendidikan. Semoga kita yang telah mengenyam pendidikan
di tempat ini dengan nilai-nilai yang sudah kita pahami, manhaj yang sudah kita
yakini, menjadikan qta orang2 yang bisa memberi
pengaruh positif diwilayah manapun qta berada. Bahkan, jika menjadi
istri kelak, warnai suami agar menjadi idealis, tidak pragmatis. Suami terkadang
menjadi pragmatis karena dorongan istri. Jika merasa idealis, maka dorong ia
menjadi pemimpin yg baik. Solusinya, nyari imam yang sefikroh dan seidealis.. (Semua tergantung keputusan Allah melalui
steering committe Ust..hehehehe. )